



Awal Mula Pia Kawitan
Bermula pada tahun 1980-1990, ketika Mariam, mengikuti demo memasak. Dari beragam resep yang diperolehnya, Mariam mulai memenuhi permintaan jasa catering, salah satunya produknya adalah Pia. Dalam proses produksi, Mariam sering dibantu oleh para anaknya, termasuk Sri Lidya Yulyani.
Perkembangan ke Warung Tradisional
Pada tahun 2000-an, Sri melihat peluang pasar lain: warung tradisional. Meskipun memiliki kesibukan sebagai Ibu Rumah Tangga, ia berinvestasi waktu dan tenaganya untuk membeli bahan baku, memproduksi, dan memasarkannya ke warung terdekat dengan tenaga kerjanya sendiri.
Pada tahun 2004, suami Sri yaitu Agus Setiadi yang merupakan seorang petani, melihat potensi bisnis Pia Kawitan dan mulai memasarkannya ke warung-warung lebih jauh, hingga memerlukan kendaraan bermotor. Agus kemudian berhenti menjadi petani dan sepenuhnya fokus pada pengembangan usaha Pia Kawitan. Keputusan fokus ini menjadi kunci kesuksesan berikutnya.
Dengan tekad yang kuat, Agus mulai mencoba bekerja sama dengan pedagang di pasar tradisional. Pia Kawitan dengan cepat mendapat respon positif, dan dalam beberapa tahun, dapat memasok Pia Kawitan ke beberapa pasar di Bandung dan sekitarnya, seperti Padalarang, Tanjungsari, dan Garut.
Merk “Kawitan” yang Unik
Pada tahun 2012, Agus melihat potensi dari pangsa pasar lain, yaitu Wisata Pangalengan. Terlebih produk Pia ini cukup unik, tak ada yang memproduksi seperti Pia Kawitan. Bahkan dengan bakpia khas Jogja pun berbeda. Dari segi bentuk yang lebih panjang hingga tekstur yang lebih lembut dan basah. Dengan demikian Agus berinisiatif untuk memberikan nama atau merk KAWITAN, bahasa Sunda yang berarti pertama. Sebagai tanda bahwa Pia Kawitan dengan bentuk dan rasa yang khas inilah yang pertama dibuat di Pangalengan dengan menjadikannya sebagai salah satu produk khas Pangalengan.
Jangan Tinggalkan Bandung Selatan Tanpa Pia Kawitan

Seiring dengan perkembangan pariwisata Pangalengan, Pia Kawitan menjadi salah satu produk khas selain susu, caramels, dan keripik kentang. Agus Setiadi menciptakan tagline yang menggambarkan betapa pentingnya Pia Kawitan ketika mengunjungi Pangalengan: ‘Jangan Tinggalkan Pangalengan Tanpa Pia Kawitan.’
Kini, setelah membuka cabang di Ciwidey, lalu mendapat respon positif dari wisatawan Ciwidey, taglinepun meluas menjadi: ‘Jangan Tinggalkan Bandung Selatan Tanpa Pia Kawitan.’
Pusat Oleh-oleh Terlengkap di Pangalengan

Selain menjual komoditas produksi sendiri, Rest Area Pia Kawitan juga menyediakan beragam produk UMKM se-Bandung Raya, seperti Susu Murni, Yoghurt dan Susu Pasteurisasi KPBS, Keripik Kentang, Kerupuk Susu yang merupakan produk khas Pangalengan. Bagi para wisatawan yang berlibur ke Pangalengan, tak lengkap jika tak berkunjung ke Rest Area Pia Kawitan, pusat oleh-oleh terlengkap khas Pangalengan.
Pun dengan Rest Area Pia Kawitan cabang Ciwidey yang menyediakan beragam produk khas Ciwidey, yang paling terkenal tentu saja adalah kalua jeruk.
Bolu Susu Kawitan

Pangalengan sebagai pusat penghasil Susu Murni, banyak pelanggan yang mendorong Kawitan untuk memproduksi Bolu Susu berbahan dasar Susu Murni. Maka kini, selain Pia, tersedia Bolu Susu Kawitan dalam tiga varian rasa: Original, Cokelat, dan Pandan.
Inovasi Terbaru: Dodol Kacang Merah
Pada tahun 2023, Kawitan mengeluarkan produk baru, yaitu Dodol Kacang Merah. Sama seperti Pia Kawitan, resep dodol ini berasal dari keluarga, sehingga menjanjikan cita rasa otentik khas Kawitan.